Cianjur, Koranpelita.com
Pasar Induk Pasir Hayam Cianjur, Jawa Barat [Jabar] yang diklaim merupakan pasar terbesar di Jabar dibangun di atas tanah 8, 5 hektar, keadaannya masih tetapi sepi, baik sepi pengunjung maupun sepi pedagang.
Pasar Induk Pasir Hayam yang merupakan relokasi Pasar Induk Cianjur dibangun di atas lahan 8, 5 hektar dengan biaya Rp75 miliar yang dari APBD Cianjur tahun anggaran 2012 – 2016.
Dibangun 4. 300 unit kios, los/lapak yang dapat menampung sekitar 5.000 pedagang, terdiri dari 1.856 kios, 90 unit toko, 24 unit ruko, 340 unit los dan 2.300 unit lapak. Pelaksanaan pembangaunannya selama 4 tahun.
Pasar tersebut, mulai difungsikan tanggal 30 Desember 2016 semasa Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh, namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak oleh pedagang, karena pengunjung ke pasar tersebut, sepi.
Dari 4. 300 kios/los hanya sekitar 50 persen yang terisi, sedangkan sisanya yang 50 persen lagi kosong melompong. Banyak pedagang yang bangkrut, sedangkan yang masih bertahan berjuang keras mempertahankan usahanya.
Selain banyak pedagang yang bangkrut, juga banyak pedagang yang memilih berjualan di pasar-pasar liar yang tumbuh pasca relokasi.Para pedagang yang ada pun keseharaiannya dalam berjualan sebagian besar hanya sampai sekitar jam 11 siang.
Suasana di Pasar Induk Pasir Hayam diatas jam 11 semakin sepi yang terus berlanjut hingga sore hari. Ramainya kembali aktivitas para pedagang dan pembeli, malam hari menjelang subuh pagi.
Sepinya pembeli dan banyaknya pedagang yang bangkrut, disebut-sebut, diantaranya dampak dari jauhnya lokasi pasar yang berada di luar jantung kota, dan diduga akibat menjamurnya mini market, diduga karena tidak terkendalinya pemberian perizinan mini market oleh Bupati Cianjur, waktu itu.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Cianjur, H. Himam Haris, membenarkan, banyak kios, los dan lapak yang kosong. Namun dia memperkirakan kios, los dan lapak yang kosong tidak mencapai 50 persen, tetapi hanya 40 persen saja.
Dia mengakui banyak pedagang bangkrut, berhenti jualan dan berjual di pasar-pasar liar, dan pihaknya melakukan berbagai terobosan untuk mengoptimalkan Pasar Induk tersebut.
Pemkab Cianjur, belum lama ini, melakukan realisasi akses 11 trayek angkutan kota (Angkot) masuk ke Pasar Induk sesuai rencana sebelumnya. Tetapi hingga saat ini, keadaan Pasar Pasir Hayam, masih tetapi sepi.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur, Rachmat Hartono, belum berhasil dikonfirmasi, walaupun sudah berulangkali dikunjungi ke kantornya selalu tidak ada di tempat. (mans)