Jakarta, Koranpelita.com
Tim SAR Gabungan merass sulit melakukan evakuasi korban longsor penambang emas di Sulut. Karena kondisi lubang galian yang sempit dan membahayakan petugas SAR . Kondsi medan juga rawan karena berada pada lereng yang terjal selain tanah labi.
“Tidak diketahui berapa banyak lubang yang ada, serta kondisi korban yang diperkirakan juga sudah meninggal di dalam reruntuhan longsor juga menyulitkan evakuasi,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kapus Data Humas BNPB, di Jakarta, Senin (3/3).
Karena itu evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat. Aalat berat harus membuat jalan baru menuju titik longsor untuk memudahkan proses evakuasi.
Hingga karian, Tim SAR berhasil evakuasi 28 korban longsor di Bolaang Mongondow Sulut.
Sebanyak 9 orang meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan berat. “Tidak ada data yang pasti berapa jumlah korban yang tertimbun longsor,” paparnya.
Berdasarkan laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang yang berkerja bervariasi.
Ada yang mengatakan 30 orang, 50 orang, 60 orang, bahkan 100 orang karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sedang di lubang-lubang kecil tidak diketahui. Hingga saat ini laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar.
Pada Senin (3/3) Tim SAR gabungan telah berhasil membuka lubang yang tertutup material longsor dengan menggunakan alat berat namun belum bisa mengevakuasi korban yang masih tertimbun material Evakuasi dengan alat berat dilakukan hati-hati agar tidak terjadi longsor susulan. (oto)