Jakarta, Koranpelita.com
Setiap wilayah selalu menghasilkan sampah stiap hati cukup banyak. Penanganan sudah dilakukan namun belum juga maksimal. Padahal anak muda Aceh berhasil membuat mesin pengolah sampah tanpa menyisakan sampah lain.semua sampah yang dibakar menghasilkan karbon untul pupuk tanaman.
Diperolah informasi, DKI Jakarta memproduksi sekitar 7.000 ton sampah setiap hari. Dari jumlah itu, sekitar 1.900 hingga 2.000 ton merupakan sampah plastik.Sebagian diantaranya dibuang ke Bantatgebang,Bekasi.
Melihat kondisi itu. Kementerian PUPR turut berperan aktif dalam pengurangan dan pengolahan sampah baik melalui program reguler dan program khusus.
Program reguler yang dilakukan seperti pembangunan infrastruktur berupa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional, TPS-3R, Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan program reguler.
Program Khusus diantaranya Program Citarum Harum, pemanfaatan plastik untuk campuran aspal, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan Sistem pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF).
Kementerian PUPR memanfaatkan sampah plastik kresek untuk campuran aspal. “Saat ini sudah ada alat pencacah plastik. Tahun 2018, Kementerian PUPR telah memesan sebanyak 187 unit alat tersebu dan tahun 2019 kita tambah 800 unit. Alat ini kita akan berikan di tempat pengumpulan sampah dan pemulung, dan hasilnya dijual kepada kami untuk kami gunakan sebagai campuran aspal. Dengan demikian akan memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat,” kata Menteri PUPR BasukiHadinuljono kemarin.
Diperoleh keterangan bahwa anak bangsa dari Aceh, berhasil membuat mesin sampah karbon.
Menurut Dirut PT MKG, Epsilon, mengatakan mesin karbon tidak menyisakan sampah lain. Artinya sampah yang dibakar menghasilkan cairan untuk pupuk tanaman atau pun arang karbon. “Nggak ada sisa apapun hasil pembakaran sampah,” jelasnya.
Maka pihalnya pun terus sosialisasi agat mesin buatan anak bangsa pemuda Aceh bisa digunakan di seluruh wilayah. Selain murah harganya tidak menyisakan sampah. “Asap dan lainnya, semua jadi karbon, nhgak ada yh terbuang, ” jelasnya. (oto)